Senin, 13 Desember 2010

Deskripsi Umum Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu, nama latinnya adalah Jatropha curcas L., tanaman ini berupa perdu dengan tinggi 1-7 m dan bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris, dan bila terluka mengeluarkan getah.
             Jarak pagar merupakan salah satu tanaman potensial penghasil biodiesel. Selama ini, tanaman jarak pagar hanya ditanam sebagai pagar dan belum diusahakan atau dibudidayakan secara khusus. Tanaman jarak pagar menghasilkan biji yang memiliki kandungan minyak cukup tinggi, yaitu sekitar 35-45 %. Minyak yang dihasilkan dari jarak pagar sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Sementara hidrokarbon yang terkandung dalam minyak jarak pagar adalah 16-18 atom karbon per molekul sehingga viskositas minyak jarak lebih tinggi (lebih kental) dan daya pembakarannya sebagai bahan bakar masih rendah.
            Biodiesel dapat digunakan, baik secara murni maupun dicampur dengn petro diesel tanpa menyebabkan perubahan pada mesin kendaraan. Penggunaan biodiesel sebagai sumber energi semakin menuntut untuk direalisasikan karena merupakan salah satu solusi dalam menghadapi kelangkaan energi fosil pada masa yang akan datang.
            Bila dibandingkan dengan bahan bakar  diesel/solar, biodiesel bersifat lebih ramah lingkungan, dapat diperbaharui (renewable), dapat terurai (biodegradable), memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin karena termasuk kelompok minyak tidak mengering (non-drying oil), mampu mengeleminasi efek rumah kaca, dan kontinuitas ketersediaan bahan baku terjamin. Biodiesel bersifat ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap rendah, dan angka setana lebih tinggi dari 60 sehingga efisiensi pembakarannya lebih baik, terbakar sempurna dan tidak menghasilkan racun (nontoxic).

Aspek Budidaya dan Pasca Panen Jarak Pagar
A.    Budidaya Jarak Pagar
Budidaya diartikan sebagai suatu usaha mengelola tanaman mulai dari persiapan areal tanam/lahan dan bibit sampai pada pemeliharaan tanaman  ( Heddy,dkk 1994 ).Berikut adalah hal- hal yang harus diperhatikan dalam budidaya jarak pagar.
a.      Syarat Tumbuh
         Jarak pagar tumbuh di daratan rendah sampai ketinggian sekitar 500 m dpl. Curah hujan yang sesuai adalah 625 mm/ tahun. Namun tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan antara 300-2.380 mm/tahun. Kisaran suhu untuk bertanam jarak pagar adalah 20-26°C. Pada  daerah dengan suhu terlalu tinggi (diatas 35°C ) atau terlalu rendah  (dibawah 15°C ) akan menghambat pertumbuhan serta mengurangu kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya. Jarak pagar dapat tumbuh pada berbagai ragam tekstur dan jenis tanah, baik tanah berbatu, tanah    berpasir maupun tanah berlempung atau tanah liat. Di samping itu, jarak     pagar juga dapat beradaptasi pada tanah yang kurang subur atau bergaram, memilki drainase baik, tidak tergenang, dan pH 5,0-6,5 (Hambali,dkk  2006).
b.      Prapanen
1.      Pembibitan
      Pembibitan dapat dilakukan di polibag atau bedengan. Setiap polibag diisi media tanam berupa tanah lapisan atas yang dicampur pupuk kandang.  ampuran arang sekam, serbuk kelapa, dan pupuk majemuk dapat dijadikan sebagai media tanam. Tempat pembibitan diberi naungan    atau atap dari daun   kelapa, jerami atau paranet. Lama pembibitan    sekitar 2-3 bulan. Kegiatan yang dilakukan selama pembibitan adalah  penyiraman, penyiangan dan seleksi. Penyiraman dilakukan setiap 2 kali     sehari pagi dan sore. Penyiangan dilakukan saat bibit berumur sekitar 1,5 bulan. Caranya adalah semua gulma yang ada didalam maupun       disekitar polibag dibuang. Penyiangan sebaiknya dilakukan secara manual. Seleksi bibit dilakukan dengan memilih bibit yang sehat, tegar, dan baik pertumbuhannya.
2.      Persiapan Lahan
      Kegiatan persiapan lahan meliputi pembukaan lahan (land clearing), pengajiran dan pembuatan lubang tanam. Lahan yang akan ditanami   dibersihkan dari semak belukar, terutama di sekitar tempat penanaman.  Pengajiran dilakukan dengan menancapkan ajir (dari bambu atau batang kayu) dengan jarak tanam disesuaikan dengan rencana populasi tanaman     diharapkan. Adapun alternatif penanaman dengan jarak tanam dan  populasi pohon adalah sebagai berikut :
o   3 m x 3m (populasi 1.100 pohon/ha)
o   2 m x 3 m (populasi 1.600 pohon/ha)
o   2 m x 2 m (populasi 2.500 pohon/ha)
o   1,5 m x 2 m (populasi 3.300 pohon/ha)
Pada areal yang miring sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1,5 m.
Ukuran lubang tanam tergantung dari bahan tanam yang digunakan. Bila bahan tanam berupa bibit dalam polibag, lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x40 cm. Sementara bila bahan tanam berupa stek, bibit bisa langsung ditanam kedalam lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan tugal yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 20 cm, ujung bawah tugal diruncingkan.
3.      Penanaman & Penyulaman
      Bahan tanaman yang akan ditanam dapat berupa bibit dari biji/benih,     setek, okulasi, dan penyambungan. Bibit tanaman dari biji dapat ditanam    langsung ke lapang setelah berumur 2-3 bulan dengan kriteria jumlah daun  lebih dari 3 helai, tinggi bibit lebih dari 30 cm, dan sehat. Sementara  bibit asal stek, okulasi, atau penyambungan dapat dipindahkan ke lapang    setelah tumbuh tunas dan daun lebih dari 3 helai.
      Penanaman dilakukan pada awal atau selama musim penghujan sehingga    kebutuhan air bagi tanaman cukup tersedia. Bibit yang ditanam dipilih  yang sehat dan cukup kuat. Saat penanaman, tanah disekitar batang   tanaman dipadatkan dan permukaaannya dibuat agak cembung. Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di lapangan dengan        menggunakan setek cabang atau batang.
      Dalam pembudidayaan tanaman jarak dapat diterapkan sistem tumpang      sari dengan tanaman lain, seperti jagung, cabai, kacang tanah dan kedelai   sehingga selain mengurangi resiko serangan hama penyakit juga diperoleh difersifikasi hasil. Jarak tanam yang lebar menyebabkan tanaman dapat berbuah lebih banyak, paling tidak dalam 2 tahun.          Sementara pada jarak tanam yang lebih rapat harus dilakukan penjarangan. Kegiatan penyulaman dimaksudkan untuk menanam kembali tanaman yang mati, tidak tumbuh, atau areal kosong karena terlewat tidak  tertanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada umur 6 bulan dengan   menggunakan bibit yang sama pada waktu penanaman awal.
4.      Penyiangan
      Untuk menjaga pertumbuhan tanaman jarak agar tumbuh cepat dan  berproduksi optimal maka perlu dilakukan penyiangan sedini mungkin, yaitu dimulai pada saat tanaman jarak berumur 3-4 minggu. Penyiangan  bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma ataupun tanaman lain yang dapat merusak atau mengganggu pertumbuhan tanaman jarak.             Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman jarak dapat menjadi pesaing  dalam penyerapan nutrisi. Pengendalian gulma dapat dilakukan baik  secara manual atau kimia. Pengendalian secara manual dilakukan dengan cara membabat gulma menggunakan alat cangkul atau koret. Sementara  pengendalian secara kimia menggunakan herbisida.
5.      Pemupukan
      Pemberian pupuk bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Jenis dan dosis pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan  tingkat kesuburan tanah setempat. Belum ada rekomendasi khusu untuk  tanaman jarak pagar.
      Tanaman memerlukan pupuk organik/kompos/kandang, N,P, K, dan Mg  untuk mendapatkan hasill yang maksimal. cara pemberian pupuk dilakukan sebagai berikut :
o   Buat parit kecil mengelilingi tanaman sejauh ¾ tajuk dengan kedalaman sekitar 3-5 cm.
o   taburkan atau masukkan pupuk kedalam parit.
o   Tutup lubang parit dengan tanah dan dipadatkan.
6.      Pemangkasan & Penjarangan
   Jarak pagar yang ditanam sebagai tanaman pagar maupun tanaman perkebunan perlu dipangkas agar percabangan tumbuh maksimal. Pemangkasan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif. Semakin banyak cabang pada tanaman jarak maka biji yang dihasilkan  semakin banyak pula.
pemangkasan dapat dilakukan saat tanaman berumur 25 hari. Batang/cabang yang telah cukup berkayu dipangkas dengan cara pucuk tanaman dipotong setinggi 20-30 cm dari tanah (pangkas bentuk). Cabang ynag dipangkas setidaknya paling sedikit menyisakan dua helai daun.
Penjarangan juga perlu dilakukan untuk mengurangi terjadinya kompetisi diantara tanaman. Penjarangan terutama dilakukan pada tanaman yang ditanam agak rapat, yaitu dengan cara membuang salah satu tanaman disekitarnya.
7.      Pengendalian Hama & Penyakit
      Serangan hama dan penyakit yang terjadi pada pertanaman dilapangan   merupakan salah satu faktor pembatas untuk mendapatkan produksi yang  optimal. Masalah hama dan penyakit pada pertanaman jarak pagar selama ini dilakukan sebagai tanaman tumpang sari atau tanaman pagar  umumnya hanya sedikit atau hampir tidak ada serangan yang berarti.  Kalau pun ada, serangan itu kurang ,mendapat perhatian serius. Namun, penanaman jarak pagar pada skala luas dengan sistem monokultur sangat berpotensi munculnya hama dan   penyakit. Apabila        tidak ditangani dengan baik, akan mengganggu pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya menurunkan produksi buah. Untuk itu, perlu dilakukan dengan beberapa strategi, seperti pengendalian mekanik, teknik kultur, biologi dan kimia.
c.       Pemanenan Buah
         Panen buah merupakan kegiatan penting dalam agribisnis tanaman jarak pagar yang diperoleh kualitas hasil yang baik. Pemanenan buah dilakukan setelah biji masak, yaitu sekitar 90 hari setelah terjadi pembungaan. Biji masak dicirikan dengan kulit buah berubah warna dari hijau mudamenjadi kuning kecoklatan atau hitam dan mengering. Ciri lainnya yaitu kulit buah terbuka sebagian secar alami . Ketika kulit buah terbuka sebagian secara alami. Ketika kulit buah membuka, berarti biji di badian dalam telah masak. panen yang dilakukan terlalu awal kan menurunkan kandungan minyak. Sementara bila panen terlambat dapat menyebabkan buah pecah sehingga banyak biji yang berjatuhan ke tanah.
      Teknik pemanenan dapat dilakukan dengan mengguncang atau memukul dahan berulang-ulang hingga buah terlepas dari dahan dan jatuh, kemudian dikumpulkan. Namun cara ini kurang efektif. Teknik pengumpulan yang paling baik adalah dengan memetik buah secara langsung dari dahan. Tingkat kemasakan buah menjadi tidak efektif  dan memerlukan biaya tinggi. Oleh karena itu, umumnya panen dilakukan per malai dengan syarat 50 % buah permalai sudah mengering. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai malai di bawah buah dipotong. Untuk pohon yang tinggi, pemetikan buah dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa galah, yaitu tongkat panjang yang bagian ujungnya terikat kantong kecil.


d.      Pasca Panen
         Setelah buahnya di panen, pengeringan dilakukan pada buah jarak tersebut dengan cara dijemur  di tempat yang teduh. Penjemuran tidak boleh dilakukan dibawah sinar matahari langsung. Hal ini dikarenakan terpaan sinar matahari langsung berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup biji. Buah jarak dikeringkan hingga semua buah terbuka dengan sendirinya. Setelah buah jarak  terbuka semua, selanjutnya biji dikeluarkan dari cangkang buah dan dibersihkan. Biji jarak kembali dijemur selama 1 hari. Bila kurang kering, biji mudah bercendawan dan cepat rusak. Biji  jarak harus dikeringkan hingga kandungan airnya mencapai    5 -7 %.
         Biji jarak yang telah mencapai kadar air sekitar 7 % sebaiknya segera disimpan. Biji jarak yang telah kering disimpan dalam karung plastik. Penyimpanan dilakukan di gudang yang kering da tidak terkena sinar matahari langsung serta penumpukkan karung tidak bersinggingan dengan lantai. Pada penyimpanan disuhu ruang, kelangsungan hidup biji jarak dapat dipertahankan hingga sekitar satu tahun. Mengingat biji jarak memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi maka penyimpanan biji tidak boleh dilakukan dalam waktu lama. Bila memungkinkan, biji jarak yang telah dikeringkan harus segera diolah (Hambali,dkk 2006).
      Oleh karena itu, untuk mengetahui kedudukan ekonomi usahatani dari suatu tanaman adalah sangat penting, karena dapat dijadikan penilaian terhadap keputusan dan kemungkinan pengembangan komoditas tersebut  (Hernanto,1993).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar